Cara Menggunakan Proyektor di Luar Ruangan



Pada kali ini kami akan membahas tentang tips menggunakan proyektor di luar ruangan atau kita acap kali menyebutnya outdoor. Berbagai masalah dalam persiapan pelaksanaan, saat pelaksanaan bahkan pasca pelaksanaan kegiatan presentasi atau kegiatan dengan menggunakan proyektor akan kita temui jika kita melaksanakan kegiatan dengan menggunakan proyektor. Mulai dari masalah angin, pencahayaan, ketidak jelasan media proyektor, screen yang kurang memadai dan lain sebagainya. Di zaman sekarang ini sudah tentu kita sebaiknya memahami tentang cara penggunaan teknologi yang satu ini. Oleh karena itu ada baiknya kita sedikit membaca ulasan berikut ini agar sedikit membuka wawasan kita terkait apa saja yang perlu dilakukan. Berikut ulasannya.
 
Proyektor atau yang kerap kita sebut sebagai LCD (Liquid Crystal Display) Proyektor merupakan alat yang dapat memproyeksikan gambar dengan alat sehingga gambar yang dimunculkan terlihat lebih besar karena adanya proyeksi cahaya dari alat proyektor tersebut. Proyektor yang kita kenal sekarang adalah pengembangan dari teknologi proyektor OHP yang bias kita jumpai di instansi – instansi pada tahun 2000 – an. Alat tersebut memproyeksikan tulisan atau gambar dalam suatu media transparan seperti mika atau plastik yang diletakkan dalam sebuah alat OHP tersebut. Cahaya dari bawah media transparan akan memantul melalui cermin yang berada di atas OHP. Cermin tersebut memantulkan dan memproyeksikan cahaya sehingga dapat membentuk pola tertentu tergantung dari media transparan yang kita gunakan.

Teknologi OHP sudah mulai banyak ditinggalkan sejak tahun 2008 – an atau sejak penggunaan laptop mulai banyak digemari. OHP digantikan dengan teknologi LCD Proyektor yang saat ini banyak digunakan di kelas maupun di instansi – instansi yang lain. Alat ini kerap kali digunakan masyarakat dalam acara – acara tertentu seperti nonton bareng, pengajian, seminar, dan lain sebagainya. Di lingkungan pemerintahan, penggunaan LCD Proyektor lebih banyak, mengingat kebutuhan rapat dalam instansi tersebut sangat sering. Beda lagi dengan instansi pendidikan seperti SD, SMP, SMA, SMK atau Perguruan Tinggi. LCD Proyektor digunakan sebagai alat atau media pendukung pembelajaran. Guru di sekolah atau Dosen di Perguruan Tinggi menggunakan alat ini untuk menyampaikan materi yang sekiranya butuh media visualisasi. Tak jarang murid atau mahasiswa kerap dilibatkan dalam kegiatan presentasi belajar mengajar yang terjadi di lingkungan instansi pendidikan. Organisasi kesiswaan atau kemahasiswaan juga kerap menggunakan alat ini sebagai media dalam kegiatan yang diadakan oleh mereka. Organisasi tersebut diantaranya seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Kerohanian Islam (Rohis), Pramuka, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa (HM), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), dan lain sebagainya. Kegiatan lain yang menggunakan proyektor antara lain perkemahan, KKN, dan lain sebagainya.

Nah, tentunya kegiatan – kegiatan di atas sangat tidak menutup kemungkinan jika di selenggarakan di luar ruangan atau acap kali kita kita sebut kegiatan outdoor. Dalam pelaksanaan kegiatan di luar ruang yang memerlukan media visual, kita sering kali menggunakan LCD Proyektor sebagai medianya. Dengan sedikit tambahan sound system dan alat peraga lain, maka kegiatan yang diselenggarakan akan lebih meriah. Namun dibalik kemeriahan kegiatan tersebut ada beberapa hal yang perlu kita cermati seperti jenis proyektor yang digunakan, waktu kegiatan, pencahayaan, arah angina, dan semacamnya. Disini kita akan membahas mengenai solusi atau trik untuk mensiasati kekurangan dalam tampilan visual LCD Proyektor. Berikut tips dan trik untuk mensiasatinya.

  1. Memilik Waktu Terbaik
    Waktu sangat menentukan intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lingkungan sekitar seperti cahaya alami yang meliputi matahari, bulan, kunang – kunang atau lain sebagainya serta cahaya buatan seperti lampu, blitz kamera, televisi dan lain sebagainya. Pilihlah waktu yang intensitas cahayanya minim seperti malam hari, pagi hari, atau sore hari. Hindari waktu presentasi siang hari karena kemungkinan tampilan display pada layar yang terlihat sangat minim. Kasus ini sama dengan jika kita menggunakan lampu sorot 500 watt atau lebih di tengah terik matahari. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa hal itu adalah sia – sia. Maka dari itu penting kita memilih waktu malam hari, pagi hari, atau sore hari agar display pada layar dapat terlihat lebih jelas.
  2. Memilih lokasi yang cocok atau pas
    Pemilihan lokasi juga tidak dapat disepelekan. Kesalahan pemilihan lokasi dapat berujung pada ketidak suksesan kegiatan yang menggunakan proyektor. Kejadian yang paling sering terjadi adalah lokasi yang terlalu sempit sehingga peletakan proyektor dan screen tidak mencukupi atau terlalu luas sehingga screen yang digunakan mudah tertiup angina sehingga rawan roboh. Lokasi yang terlalu sempit sering kali menimbulkan visual yang tidak terlalu jelas bagi penonton di barisan belakang yang tentunya kegiatan tidak akan berjalan maksimal. Lokasi yang terlalu banyak pohon juga sering kali menghalangi tampilan visual dari proyektor yang dihasilkan, sehingga mengganggu kenyamanan penonton. Solusinya adalah dengan memilih lokasi yang tidak terlalu luas dengan keadaan pohon yang tidak terlalu banyak. Pohon akan menghalangi terjangan angin sehingga screen tidak mudah roboh, namun jika terlalu banyak justru akan menghalangi tampilan visual.
  3. Memilih Screen yang memiliki kerangka yang kuat
    Screen adalah penentu utama dari tersaji nya tampilan visual karena merupakan media datar yang menjadi objek penerima cahaya dari proyektor. Bentuknya yang lebar sangat mungkin untuk tertiup angin sehingga dapat rubuh. Pemilihan kerangka sebaiknya didasarkan pada lokasi peletakan proyektor juga. Ada screen yang hanya bisa di sorot di depan atau kita biasa menyebutnya dengan “tembak depan” atau screen yang bisa di sorot di bagian belakang atau “tembak belakang”. Namun sekarang sudah banyak screen yang bisa digunakan untuk menyorot dari depan dan dari belakang. Rata – rata screen yang hanya bisa ditembak dari belakang berjenis tripod screen atau screen dengan kaki tiga. Namun ada juga yang berjenis fastfold screen yang berbentuk seperti papan tulis besar. Screen jenis fastfold ini adalah jenis screen yang bisa di sorot dari depan atau dari belakang. Semakin besar screen yang digunakan maka semakin besar kemungkinan screen untuk roboh tertiup angin. Sehingga solusinya adalah dengan menambahkan penyangga bamboo atau kerangka besi yang diikatkan pada screen agar screen dapat berdiri dengan lebih kuat dan lebih kokoh. Pemilihan screen juga harus didasarkan pada kondisi tempat yang lebar atau sempit sehingga ukuran screen perlu diperhatikan. Ukuran screen juga menyesuaikan besaran lumens proyektor yang digunakan. Semakin besar ukuran lumens nya maka sebaiknya screen yang dipakai juga disesuaikan agar hasil tampilan dapat maksimal.
  4. Pemilihan Jenis dan Ukuran Proyektor
    Hal utama dalam kegiatan yang menggunakan media visual adalah media visual itu sendiri yang merupakan proyektor. Pemilihan proyektor didasarkan pada intensitas cahaya sekitar media. Semakin terang lokasi penggunaan proyektor, maka sebaiknya dipilih proyektor dengan ukuran lumens yang lebih besar pula agar lebih jelas dalam tampilannya. Jika dilakukan di malam hari dalam lokasi yang kecil, maka penggunaan proyektor dengan ukuran lumens standar (2500 ansi lumens) dapat digunakan, namun dengan catatan tetap harus mematikan lampu di sekitar lokasi media. Jika digunakan dalam keadaan dengan intensitas cahaya yang sedang, kita dapat menggunakan proyektor dengan ukuran 3000 ansi lumens atau 3500 ansi lumens jika digunakan di lokasi dengan luasan sedang atau tidak terlalu luas. Jika digunakan di lingkungan dengan pencahayaan yang cukup terang dan lokasi yang cukup luas, kita dapat menggunakan proyektor dengan ukuran lumens sebesar 5000 ansi lumens dengan screen jenis fastfold ukuran 3 x 4 yang bisa disorot dari belakang sehingga tidak boros tempat. Jika masih belum cukup jelas, kita dapat menggunakan proyektor dengan ukuran 10.000 lumens atau lebih jika tempat yang digunakan memiliki pencahayaan yang terang atau di sebuah panggung hiburan.

Demikian artikel kami kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar: